Di Indonesia anggrek telah di
budidaya kan sejak 50 tahun silam, sedangkan anggrek sendiri telah di kenal
sejak 200 tahun silam. terdapat beberapa jenis anggrek di Indonesia termasuk
jenis yang indah antara lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di
Kaliurang, Vanda hookeriana, berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari
Sumatera, anggrek larat/Dendrobium phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis
amabilis, anggrek Apple Blossom, anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal
dari Irian Jaya serta anggrek Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari
Jawa Tengah.
Untuk dapat mememahami teknik dan
cara budidaya anggrek perlu di ketahui tentang sifat hidup anggrek Tanaman
anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:
1.
Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon lain
tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk
menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan
adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis
anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang
ditumpangi, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk
mencari makanan untuk berkembang.
3. Anggrek tanah / anggrek
Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas tanah.
Anggrek memiliki manfaat selain
sebagai tanaman hias karena bunga anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas
juga anggrek bermanfaat sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak
wangi/minyak rambut. Tanaman anggrek banyak di tanam di Eropa terutama Inggris,
sedangkan di Asia adalah Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra ataupun di Irian Jaya.
Teknik dan cara budidaya anggrek
perlu mengetahui iklim yang paling sesuai untuk anggrek Iklim yang
berpengaruh dalam Teknik dan cara budidaya anggrek adalah:
Angin tidak dan curah hujan terlalu
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Sinar matahari sangat
dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-beda tergantung
pada jenis tanaman anggrek.
Suhu minimum untuk pertumbuhan
anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat
C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran
tinggi Dieng).
Tanaman anggrek tidak cocok dalam
suasana basah terus menerus, akan tetapi menyukai kelembaban udara di siang
hari 65-70 %.
Pembibitan Bunga Anggrek
1) Persyaratan Bibit
Bibit anggrek yang baik, sehat dan
unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat,
daun subur, bunga lebat dan indah.
2) Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang
disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk
penyebaran biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar harus
disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian
saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan
digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna
menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog
berulang kali (2–3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan
dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher
botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk
memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu
dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup
kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan
diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol
ditutup kita panaskan lagi diatas spritus kemudian ditutup kembali.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop,
baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning
coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut
lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang
dibutuhkan dan mudah dilihat.
c) Tutup botol dari kapas
digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot
kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga
agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau
terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca
(ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup
formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin
supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
e) Pembuatan sterilsasi alas makanan
dan untuk membuat alas makanan anggrek biasanya dipakai resep Khudson C
(NORTHEN) 12 yaitu:
1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
2. KH2PO4 : 0,25 gram
3. MgSO47H2O : 0,25 gram
4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
5. Saccharose : 20 gram
6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
7. MnSO4 : 0,0075 gram
8. Agar-agar : 15–17,5 gram
9. Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan diperlukan pH
5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi
dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah
jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi
miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke
leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang
sempurna.
4) Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol
berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah
dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16
cm yang berlubang.
Siapkan pecahan genting, dan akar
pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5–30 mm sehingga serabutnya
terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu dicuci bersih dan
biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu dalam alas
makanan selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg
b) DS, TS atau ES : 0,25 mg
c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25
mg
d) Air : 1000 cc
Alaternatif lain sebagai alas
makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan
60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis
dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan
kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam
dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat
juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu
jari.
Pot yang disiapkan diisi dengan
pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut
setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).
Pemindahan bibit ke dalam pot
dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke
dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan
satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 %
kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat.
Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu
direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat
expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
5) Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian
cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan
ke pot biasa yang berdiamater 4–6
cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit
pinus yang telah direndam dalam alas makanan
sampai 1 cm di bawah tepi pot.
Pengolahan Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam untuk tanaman anggrek
tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan
diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30
cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan
genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot,
kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah
dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan
sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah
panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak
ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali
sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara
pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan
ke dalam tanah dengan ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan
yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan
suatu rangkaian.
Teknik Penanaman Bunga Anggrek
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan
dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek
yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang
ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya,
sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis
anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel,
hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari
makanan untuk berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan
pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau
anggrek tanah.
2) Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada
penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam
pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
3) Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang
diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk
unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain:
Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil
dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut
di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman anggrek
dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit (seedlings)
dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N
lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K
dari Kalium Sulfat (K2SO4). Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
b) Pemupukan untuk ukuran sedang
(mid-size) dengan N, P, K. Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini
tidak memerlukan tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang
mengandung N, P, K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter
air
c) Pemupukan untuk ukuran berbunga
(flowerings-size)
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk
dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.
Teknik pemberian pupuk buatan
adalah:
a) Dalam bentuk padat/powder yang
dilakukan dengan menaburkan secara hatihati, jangan tersangkut pada
daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat terbakar.
b) Disiramkan, yang mana anggrek
dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak
dilakukan dimana-mana.
c) Penyemprotan, cara ini sangat
baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.
Pupuk kandang yang sering digunakan
adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan
pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan
oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim
kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini
adalah di dalam kotoran banyak bateri yang mengandung jamur. Untuk itu
dianjurkan disangan lebih dahulu untuk menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya.
Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari
sekitar pukul 5.00 sore.
4) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman
anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram
karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan
menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram
karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam
tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita
tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa
mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup
baik.
Hal perlu diperhatikan bagi Petani
anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur
banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan
sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu
merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu
senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting
lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian
serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air,
tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah
busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam,
keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak
menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan
air.
d) Potongan kulit pakis, dimana
media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika
potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air
lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari
sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan
pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan
bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang
3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun
jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk
hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10
liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter
air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air
untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air,
untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air,
dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air,
dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot air.
Untuk hama bekicot ada 2 cara
pengendaliannya yaitu:
a) Menyebarkan obat sekitar pot
anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air
sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50%
25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10
liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama
beberapa waktu dan diulang satu
Kata kunci : cara budidaya anggrek
yang benar, cara budidaya anggrek bulan, contoh cara budidaya anggrek, berita
cara budidaya anggrek, cara budidaya tanaman hias, budidaya anggrek tanah,
budidaya anggrek potong, tanaman hias anggrek